Kaderisasi Berbasis Kompetensi Dalam Bingkai Ideologi Pergerakan

Basis kader PMII adalah mahasiswa yang dalam fase usia identik dengan keremajaan. Suatu fase transisi antar kana-kanak dan kedewasaan. pada fase ini kecenderungan mencari jati diri sangat besar untuk mendapatkan arah, orientasi, pandangan dan tujuan hidup di masa depan. Berbagai macam eksperimentasi banyak dilakukan, dalam terbentuknya pandangan hidup, intelektual dan keterampilan.
Sebagai mahasiswa yang hidup dalam lingkup civitas akademika, kader PMII berada dalam lingkaran kompetensi bidang atau jurusan yang digeluti, yang tentunya sangat mempengaruhi pula dalam pembentukan arah dan tujuan hidup di masa depan. kader PMII terdiri dari beragam kopetensi jurusan di setiap kampus masing-masing. Dan tentunya hal ini merupakan kekayaan dan asset organisasi yang mutlak perlu di dihargai dalam arti mengembangkan dan memberdayakan kader sesuai dengan bidang kopetensi yang digelutinya.
Selama ini pola kaderisasi PMII hanya berjalan dua arah, yang itupun saling menegasikan antara satu dengan lainnya, yakni intelektual dan gerakan sosial. Tidak ada ruang bagi pengembangan profesionalitas, wira usaha, dan keterampilan teknis di dalam ranah kePMIIan. Kader PMII yang mengembangkan diri diluar arah intelektual dan gerakan sosial cenderung terkucilkan dalam berPMII, karena sudah menjadi stereotype bahwa diluar kedu arah tersebut berarti keluar dari mindsteaim pergerakan. Walhasil, PMII penuh dengan para pemikir dan aktivis sosial yang kesemuanya dimobilisasi keranah politik.
Padahal sebagai sebagai komunitas yang mengidentifikasi diri sebagai komunitas yang turut mempengaruhi fenomena kebangsaan, PMII harus dapat memiliki segalanya, sehingga mempunyai akses keseluruh sektor kehidupan masyarakat.
Kenyataan ini memang tidak lepas dari momentum sejarah kelahiran PMII. Dimana PMII lahir dalam pergolakan sosial poliltik kebangsaan pasca kemerdekaan pada masa itu.
Tetapi momentum hari ini berbeda, sejalan dengan perkembangan zaman yang terus melaju, mestinya dalam memaknai konsistensi alur sejarah tidak secara dogmatis. Tetapi memaknai konsistensi sejarah dengan mengambil ruh idelogisnya sebagai penentu arah, pandangan dan orientasi hidup setiap kader PMII. Dimana ruh ideologis sejarah tersebut dapat mempertemukan dan mempersatukan semua kader PMII dimanapun berada dan di sektor apapun bergerak dan membangun.
Tuntutan momentum era dimana kita berada hari ini adalah profesionalitas dan kopetensi di segala sektor kehidupan. Berbeda dengan tuntutan momentum pada sejarah berdirinya PMII yang sedang mengalami begolakan sosial politik pasca kemerdekaan. Hari ini kita berada ditengah-tengah persaingan yan menggelobal, sehingga pada level komunitas kita dituntut untuk membangun kualitas kader yang tidak hanya militant secara ideologis tetapi juga berbekal penguasaan keterapilan teknis di bidangnya masing-masing.
Pola kaderisasi yang telah berlangsung selama ini tidak berarti harus ditinggalkan. Tetapi tetap dilanjutkan sebagai bentuk internalisasi pemikiran dan ideologis. Dan selanjutnya melengkapinya dengan pola kaderisasi yang selama ini dinegasikan, yaitu membangun kopetensi, profesionalitas dan keterampilan teknis di setiap bidang jurusan masing-masing personalitas kader.
Apa yang terlihat dalam kepengurusan PB PMII periode sekarang (2005-2007) merupakan titik awal dari upaya pengembangan pola dan arah kaderisasi dalam membangun kopetensi, profesionalitas dan keterampilan teknis di setiap bidang jurusan masing-masing personalitas kader. Hal ini nampak jelas terlihat dalam diskusi-diskusi kecil, obrolan ringan maupun kegiatan-kegiatan yang terselenggara. Misalnya, pelatihan menejemen masjid dibeberapa daerah, pelatihan kewira usahaan, pelatihan teknisi hanphon, memfasilitasi kursus bahasa inggris bagi personalia pengurus, memfasilitasi kursus jurnalistik dan lain sebagainya.
Selanjutnya apa yang telah dimulai perlu penajaman-penajaman dan sosialisasi pada seluruh institusi dan kader PMII di seluruh wilayah nusantara, agar kita semua bangun dari kerlenaan romantisme sejarah masa lalu dan bangkit menyongsong masa depan yang gemilang

Moderator: Hasan, uday.abdurrahman

by fauzan

Menggiring Arus: Model Gerakan PMII di Era Neoliberal


Pendahuluan

Jika kita ingin membuat sebuah gerakan dengan tujuan progresif baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek sebagai strategi survival, maka kita harus mempunyai sebuah cara pandang yang mampu mengantarkan kita kepada tujuan tersebut. Sebut saja, misalnya, cara pandang tersebut sebagai paradigma, maka kita memerlukan sebuah paradigma gerakan yang tentunya berangkat dari kebutuhan kita sendiri, bukan gerakan "orang lain".